Filsafat Islam Masa Kini
Berbicara
mengenai bagaimana perkembangan filsafat Islam sejak awal
kemunculannya, hingga saat ini membutuhkan ruang yang panjang. Karena
itu, tak mungkin menjelaskan secara detail persoalan ini dalam satu
artikel singkat.
Jika
dilihat sejauh mana filsafat Islam saat ini mampu memberikan sumbangsih
yang signifikan dalam ranah wacana kemanusiaan, baik itu bidang
sosiologi, psikologi, etika, dan bidang-bidang humaniora lainnya. Maka
hal ini dapat sekaligus memberikan gambaran sepintas tentang
perkembangan filsafat Islam saat ini.
Sepintas,
jika diamati dari beberapa pusat penelitian filsafat, terlihat
tema-tema pembahasan dan arah penelitiannya telah dikembangkan jauh
lebih pesat dari sebelumnya. Penelitiannya tidak hanya fokus dalam
ontologi saja, seperti wujud, kebangkitan, kenabian, dan
persoalan-persoalan lainnya yang mudah ditemukan dalam diskursus
teologi. Penelitiannya juga telah menjamah ranah filsafat sosial yang
nantinya dapat menjadi pondasi dalam membangun peradaban Islam. Sebab
itu tidak heran jika ada yang disebut dengan Post-Sadrian dan juga
Neo-Sadrian dalam berbagai variannya.
Filsafat
Islam selalu berusaha membangun filsafatnya dengan sebuah pondasi, dan
melalui pondasi tersebut beragam persoalan filsafat lainnya dijelaskan.
Misalnya, filsafat Islam selalu menjadikan persoalan wujud sebagai poros
pembahasan filsafat, setelah bangunan wujud dibangun secara kokoh,
persoalan filsafat lainnya dijelaskan dengan pondasi wujud tersebut.
Sebab itu persoalan ketuhanan, kosmologi, dan moral dapat dijelaskan
dengan baik setelah membangun pondasinya yaitu filsafat wujud.
Dasar
pemikiran dari filsafat ini masih merupakan lanjutan dari filsafat
sebelumnya, yakni filsafat Sadra. Namun meski demikian, filsafat Sadra
saat ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat oleh Sadrian
sehingga memberikan istilah baru seperti Neo-Sadrian atau Post-Sadrian.
Neo-Sadrian ini dibangun oleh Muhammad Husein Thabataba’i melalui
Karyanya Prinsip-Prinsip Filsafat dan metode Realisme. Meski demikian,
terlihat ada filsuf lain yang mencoba membangun pondasi baru seperti
filsafat semiotika baru.
Jika
ditanya, bagaimana hubungan filsafat tersebut dengan realitas hari ini?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa tantangan utama filsafat Islam
adalah bagaimana menerjemahkan filsafat wujud dalam meneropong realitas
hari ini terutama dalam memecahkan problem kekinian. Kita cukup optimis,
bahwa kedepan filsafat Islam akan menemukan posisinya yang jelas dalam
menjawab problem sosial. Sebagian usaha itu sudah ada hasilnya, misalnya
kita dengan mudah menemukan jurnal filsafat yang mencoba menjawab
tantangan problem wacana sosial. Maskipun pada sebagian tempat yang lain
belum telihat secara maksimal. Misalnya filsafat ekonomi Islam sudah
menemukan titik terangnya meskipun masih dibutuhkan usaha keras dalam
menjelaskannya lebih jauh. Begitu juga dengan filsafat sosiologi dan
khususnya filsafat moral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar