Peran keluarga dalam perubahan karakter anak menjadi lebih baik
Entah karena peran teknologi yang semakin maju, atau tingkat
pendidikan orang tua zaman sekarang yang lebih tinggi, faktanya, orang tua
zaman sekarang semakin menyadari pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak.
Sejumlah upaya dilakukan orang tua untuk mendukung pendidikan anak-anaknya.
Misalnya, dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah,
penerapan waktu khusus belajar bagi anak dan melakukan pendampingan saat anak
belajar, bahkan tak sedikit pula orang tua yang mengalokasikan anggaran khusus
untuk les tambahan yang diharapkan bisa meningkatkan prestasi anak di sekolah.
Apapun upaya yang dilakukan, itikadnya satu, yaitu peduli pada pendidikan
anak..
karena
itu sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anaknya. Orang tua dalam
kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik utama, maka dari itu
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak diantaranya memberikan
dorongan atau motivasi baik itu kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung
jawab sosial, tanggung jawab atas kesejahteraan anak baik lahir maupun batin,
serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan bukan hanya ada di sekolah saja
tetapi pendidikan itu bisa dengan membimbing dan mengarahkan anak kepada norma-norma
agama dan adab sopan santun dalam kehidupannya
nanti di masyarakat. Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua
terhadap anak sejak usia dini, maka diharapkan setelah dewasa nanti segala
tindakannya akan selalu didasari dengan nilai-nilai agama. Sekarang ini banyak
sekali para orang tua yang kurang memperhatikan dan mengarahkan anaknya, justru
mereka sibuk dengan kepentingannya sendiri sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai
orang tua yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak.
Pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak-anak bukanlah
sebuah isapan jempolbelaka. Keterlibatan
orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak positif
bagi anak-anak dan pada perkembangnya anak-anak tersebut banyak yang mencapai
kesuksesan tatkala mereka menginjak usia dewasa dan terjun kedalam dunia sosial
yang sebenarnya. Orangtua yang sibuk dengan pekerjaan sering melakukan upaya
untuk menemukan cara untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, terutama
di sekolah-sekolah mereka. Bukti menunjukkan bahwa memiliki orang tua terlibat
di sekolah dasar (SD) akan menuai efek positif yang akan berlangsung seumur
hidup anak. Jadi tidak hanya peran guru dan lingkungan yang penting tetapi
peran orang tua juga memegang peranan yang sangat penting dalam prestasi belajar
anak. Sebuah publikasi oleh Divisi Penelitian dan Pendidikan Sekolah Kamehameha
membuat catatan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan dasar anak-anak
memiliki dampak positif untuk melanjutkan nilai akademis anak melalui sekolah tinggi.
Berdasarkan bukti-bukti yang mereka melihat, menjadi tertarik dan terlibat
dalam pendidikan awal anak-anak memiliki efek positif selama karir akademik
anak, meskipun orang tua tidak terlibat di tingkatan sekolah yang lebih tinggi misalnya
di universitas. Konsisten dengan temuan ini, Sekolah Kamehameha juga menemukan
bahwa di kelas lima SD, mereka yang orang tuanya tidak terlibat dalam pendidikan
mereka memiliki nilai lebih rendah di jenjang sekolah yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa dengan orang tua terlibat aktif di kelas lima. Peningkatan
prestasi akademik di antara siswa yang orang tuanya terlibat dalam pendidikan
dasar mereka tampaknya memiliki efek global, menurut Sekolah Kamehameha.
Sebagai contoh, orangtua mungkin bekerja sebagai seorang sejarawan mendampingi anak belajar dirumah dan terlibat dalam program sejarah di sekolah dasar
anaknya. Anak akan memiliki nilai yang lebih tinggi dalam semua mata pelajaran
karena keterlibatan ayahnya, bukan hanya nilai sejarahnya. Juga nilai matematika, bahasa inggris dan sainsnya
diharapkan menjadi lebih tinggi sebagai akibat dari keterlibatan ayahnya dalam
pendidikannya. Baca juga cara meningkatkan motivasi belajar diri sendiri Profesor sosiologi Sophia Catsambis dari Queens College, dalam
sebuah laporan tahun 1998, membahas bukti bahwa keterlibatan orang tua dalam
pendidikan pada tingkat sekolah tinggi memiliki efek positif pada perilaku siswa dan sikap terhadap sekolah,
dan prestasi akademik. Dia juga menunjukkan bahwa kurangnya keterlibatan orang
tua dalam pendidikan anak-anak memberikan efek yang sangat signifikan, dan
bukti yang dikumpulkan sejauh ini cukup menjanjikan. Keterlibatan orang tua di
sekolah tinggi termasuk penataan waktu kapan saat mengerjakan PR sekolah, kapan
membantu orang tua mengerjakan tugas sehari-hari dirumah dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan sekolah memberikan dampak yang jauh lebih positif. Para peneliti
di Vanderbilt University melihat keterlibatan orang tua dalam pendidikan
anakanak membuat mereka lebih bangga dan meningkatkan perasaan positif pada
diri siswa. Mereka mampu melakukan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi juga
merasakan kebanggaan dan prestasi pribadi ketika mereka menyelesaikan tugas.
Disini peran orang tua tidak hanya membantu secara teknikal menyelesaikan soal
dari sekolah tetapi juga membangun psikologi anak. Dengan dampak positif yang dihasilkan
oleh pendidikan yang melibatkan orang tua, maka Pentingnya peran orang tua dalam
pendidikan anak-anak tidak bisa kita abaikan lagi bahkan mungkin orang tua
perlu pendidikan tambahan untuk keperluan ini. Ayah, bunda.. mari sempatkan
waktu membantu anak kita belajar demi masa depan mereka, karena pendidikan dan agama adalah warisan paling berharga untuk mereka.
Peranan orang tua dalam pendidikan tidak bisa dilepaskan dari
tugas manusia secara umum. Dari
sejarah dapat dilihat bahwa tugas pokok manusia tersimpan dalam kutipan berikut, "Beranak cuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi. Bila dipilah, tugas pertama manusia adalah beranak
cucu dan bertambah banyak. Manusia diberi mandat untuk mempunyai keturunan yang
berkualitas- rohani, intelek, emosi, kehendak dan phisik yang sehat. Dengan
kata lain, manusia diperintahkan untuk menghasilkan manusia yang seutuhnya,
yaitu manusia yang mirip dengan Penciptanya. Hati, pikiran, emosi, kehendak dan
tindakannya seirama dengan hati, pikiran, emosi, kehendak dan tindakan
PenciptaNya. Ada kemiripan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pikiran
dan tindakan manusia merupakan derivatif dari pikiran dan tindakan Tuhan. Tugas
manusia yang kedua adalah memenuhi dan menaklukkan bumi dan menguasai yang ada
di dalamnya. Ada hubungan yang tidak terpisahkan antara tugas yang pertama
dan yang kedua. Dengan bertambahnya keturunan manusia yang
"seutuhnya", diharapkan daerah-daerah yang kosong dapat dihuni,
dikuasai, dan dipelihara. Ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi ada dalam kuasa mereka. Mereka harus merawat
lingkungan di mana mereka hidup, memelihara tanah agar tetap baik dan subur,
menjaga binatang agar tetap lestari. Dengan kata lain, manusia diberi kuasa
untuk memelihara dan mengembangkan bumi dan segala isinya. Dalam kedua tugas
itu sudah tersimpan esensi pendidikan. Peran orang tua sangat besar dalam
mendidik anaknya. Seorang ibu yang melahirkan anak menjaga dan memeliharanya
dengan baik. Ibu menyusui anaknya; orang tua memperkenalkan alam kepada
anaknya: bunga di halaman rumah, burung dalam sangkar dan yang lain-lain. Mereka
terus mendidik anaknya dengan sabar agar dapat mengucapkan kata, berbicara,
makan dan berjalan sendiri. Mereka mengenalkan alam kepada anaknya dan memberikan
contoh bagaimana melakukan tugas sehari-hari di rumah: mencuci piring, memasak,
membersihkan rumah dan sebagainya. Bahkan sampai menginjak dewasa, orang tua
masih terus mendidik anaknya agar menjadi anak yang mandiri dan matang, dan
dapat menjalani hidupnya sendiri. Selain itu, orang tua memberikan nilai-nilai
etis: apa yang baik dan yang tidak baik bagi masyarakat. Apa yang diberikan
orang tua kepada putra-putrinya merupakan esensi dari pendidikan secara umum.
Orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Orang tua mendidik
anaknya tentang prinsip hidup; bagaimana anak seharusnya hidup; bagaimana
anak berinteraksi kepada Penciptanya, sesama manusia dan alam. Meminjam istilah
para filosof, orang tua mengajarkan kebenaran kepada putra-putrinya. Apakah
peran orang tua masih dominan dalam pendidikan anak-anaknya sekarang? Tugas
itu, bila tidak semuanya, hampir semua sudah diambil alih oleh pemerintah. Hak
mendidik anak yang seharusnya merupakan tanggung jawab orang tua, sekarang ada di
tangan pemerintah. Pemerintah menentukan kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan.
Pemerintah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa dan menentukan siapa
yang mendidik mereka. Peran pemerintah yang begitu besar mengundang beberapa
pertanyaan. Apakah ada garansi bahwa guru mendidik murid seperti orang tua
mendidik anaknya? Apakah ada garansi bahwa materi pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan oleh orang tua? Sejauh mana seharusnya pemerintah menentukan
kebijakan pendidikan? Namun, masyarakat tidak begitu perduli dengan hal ini.
Kalaupun ada yang peduli, isu-isu yang mereka ajukan tidak diabaikan. Dituntut
sebuah kesadaran, peran orang tua dan masyarakat untuk memperjuangkan
pendidikan yang baik. Masih diperlukan banyak pemikiran bagaimana pendidikan
yang menghasilkan anak didik yang taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan yang
berkarakter.
Bupati Kutai Barat FX Yapan mengatakan, keberhasilan siswa di luar
sekolah berguna bagi masa depan mereka. Karena itu, peran orang tua dalam mengasuh
anak sehari-hari sangat diperlukan. “Merupakan tugas dan tanggungjawab bersama
membina, mendampingi, mengarahkan, memperhatikan dan memperduli-kan tumbuh
kembang anak,” kata Yapan, dalam sambutan tertulisnya dibacakan oleh Asisten
III Setkab Kubar Gabriel Oktavianus, dalam kegiatan pelepasan 122 Siswa kelas
IX, dan pentas seni Sekolah Menengah Pertama Katolik 02 WR Soepratman,
Kecamatan Barong Tongkok, di BPU Tanaa Purai Ngeriman, Sendawar, baru-baru ini.
Yapan menerangkan, selain guru disekolah, orang tua adalah peran utama dalam
mengasuh anak di rumah. Sebab itu, untuk mencerdaskan generasi bangsa, bukan
hanya tanggung jawab pemerintah. “Juga bukan hanya pihak sekolah atau guru
saja, tetapi tanggungjawab kita bersama. Pola asuh dan kepribadian dalam
keluarga serta lingkungan juga berpengaruh terhadap anak dalam meniti
pendidikan di sekolah,” ujar Gabriel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar