Senin, 26 Desember 2016

OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU

Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangana penyelidikan atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode, dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo (2007: 5), objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Menurut Noeng Muhadjir (2011: 9) objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua :
1.       Objek material
Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek material suatu bahan yang berupa benda, barang, keadaan atau hal yang dikaji. Menurut Surajiyo (2007: 5), objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret ataupun hal yang abstrak. Menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20), objek materi adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian keilmuan. Ia bisa berupa apa saja baik apakah benda-benda material atau benda-benda non material. Ia tidak terbatas pada apakah hanya di dalam kenyataan kongret seperti  manusia ataupun alam semetesta ataukah hanya di dalam realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat ilahiah lainnya.
2.       Objek formal
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran, serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi objek formil substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formil instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek formal adalah sosok objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang benar. Sementara objek formal menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20) adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang tertentu yang dimiliki serta yang menentukan satu macam ilmu. Menurut Surajiyo (2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot. Dalam pandangan The Liang Gie (2010: 139), obyek formal adalah pusat perhatian dalam penelaah ilmuwan terhadap fenomena itu. Penggabungan antara obyek material dan obyek formal sehingga merupakan pokok soal tertentu yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah merupakan objek yang sebenarnya dari cabang ilmu yang bersangkutan.
    Objek Material Filsafat IlmuObjek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu  sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.

B.            Objek Formal Filsafat Ilmu Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
           Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan pengetahuan sudah ditentukan.
Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi dan sebagainya.  
Deduktif
 Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi.Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulanyang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan polaberpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuahkesimpulan.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuahkesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkangaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Induktif
 Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dariberbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai denganmengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatasdalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-halkhusus ke umum.Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belumditeliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek Material dan objek Formal. Objek material adalah sesuatu yang di jadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun Objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal,juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika.Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan  rasional tentang segala yang ada.
          Cakupan objek filsafat  lebih luas di bandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non empiris. Disamping itu, secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional, dan logis termasuk hal yang empiris.
 
 
 
       PERBEDAAN OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT ILMU
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan antara objek material dan objek formal filsafat ilmu, antara lain:
·         Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.  Sedangkan Objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.
·         Obyek material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Objek material mempelajari secara langsung pekerjaan akal dan mengevaluasi hasil-hasil dari objek formal ilmu itu dan mengujinya dengan realisasi praktis yang sebenarnya.  Sedangkan Obyek formal filsafat ilmu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti obyek material itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan, karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar