Setiap
ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangana penyelidikan
atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara
pandang, metode, dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu
pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu
menurut Surajiyo (2007: 5), objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari
suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Menurut Noeng Muhadjir (2011: 9)
objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua :
1.
Objek
material
Objek
material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan
kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua
disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22)
objek material suatu bahan yang berupa benda, barang, keadaan atau hal yang
dikaji. Menurut Surajiyo (2007: 5), objek material adalah suatu bahan yang
menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material
juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin
ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret ataupun hal yang
abstrak. Menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20), objek materi adalah sasaran
material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian keilmuan. Ia bisa
berupa apa saja baik apakah benda-benda material atau benda-benda non material.
Ia tidak terbatas pada apakah hanya di dalam kenyataan kongret seperti manusia ataupun alam semetesta ataukah hanya
di dalam realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat ilahiah
lainnya.
2.
Objek
formal
Objek
formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran, serta
telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi
objek formil substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formil
instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman,
Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek formal adalah sosok objek material
yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif tertentu atau
dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang
benar. Sementara objek formal menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20) adalah
cara pandang tertentu, atau sudut pandang tertentu yang dimiliki serta yang
menentukan satu macam ilmu. Menurut
Surajiyo (2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang yang
ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau
sudut dari mana objek material itu disorot. Dalam
pandangan The Liang Gie (2010: 139), obyek formal adalah pusat perhatian dalam
penelaah ilmuwan terhadap fenomena itu. Penggabungan antara obyek material dan
obyek formal sehingga merupakan pokok soal tertentu yang dibahas dalam
pengetahuan ilmiah merupakan objek yang sebenarnya dari cabang ilmu yang
bersangkutan.
Objek
Material Filsafat IlmuObjek material adalah objek yang di jadikan
sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari
oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri,
yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode
ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya
secara umum.
B. Objek
Formal Filsafat Ilmu Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang
subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah
hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh
perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan
apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam
landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis.
Obyek formal
adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut
segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang.
Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada
bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut
pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu
tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama
membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan
mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan
pengetahuan sudah ditentukan.
Misalnya,
obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari
sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang
mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi dan
sebagainya.
Deduktif
Deduksi
berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan
dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum,
lawannya induksi.Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan
yang bersifat umum ditarik kesimpulanyang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan polaberpikir yang
dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan
sebuahkesimpulan.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuahkesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkangaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda
status sosial.
Induktif
Induksi
merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dariberbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara
induktif dimulai denganmengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai
ruang lingkup yang khas dan terbatasdalam menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-halkhusus ke umum.Hukum yang disimpulkan difenomena
yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belumditeliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif
Pada
dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek Material dan
objek Formal. Objek material adalah sesuatu yang di jadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu
kedokteran. Adapun Objek formalnya adalah metode untuk memahami objek
material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat
sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal,juga memiliki objek
material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang
ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan tidak tampak. Ada yang
tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah
alam metafisika.Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas
tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran,
dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal filsafat adalah
sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.
Cakupan objek filsafat lebih
luas di bandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada
persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris
dan yang non empiris. Disamping itu, secara historis ilmu berasal dari
kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan
tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional, dan logis
termasuk hal yang empiris.
PERBEDAAN OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT
ILMU
Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan antara
objek material dan objek formal filsafat ilmu, antara lain:
·
Objek
material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot
oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit
ataupun yang abstrak. Sedangkan Objek formal filsafat ilmu tidak terbatas
pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang
nyata maupun yang abstrak.
·
Obyek
material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang
ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu
bersifat khusus dan empiris. Objek material mempelajari secara langsung
pekerjaan akal dan mengevaluasi hasil-hasil dari objek formal ilmu itu dan
mengujinya dengan realisasi praktis yang sebenarnya. Sedangkan Obyek
formal filsafat ilmu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya,
atau mengerti obyek material itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu
itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal inilah
sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan, karena
filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar