Selasa, 27 Desember 2016

Sejarah Singkat Filsafat Islam



Sejarah Singkat Filsafat Islam

Masuknya Filsafat Islam berawal dari penerjemahan karya-karya Filsafat yunani di iskandariah dengan menggunakan bahasa Suryani. Iskandariah yang pada saat itu dipegang oleh Iskandar Agung (641) memperluas wilayah kekuasaan bangsa Arab atas timur tengah, sehingga pada saat itu beberapa kawasan timur tengah seperti suriah, mesir dan iraq menjadi peradaban yunani, dan iskandariah sebagai pusat bergelutnya pemikiran-pemikiran Yunani dengan berbagai tradisi keagamaan dan mistis mesir,persia, yahudi dan kristen. Sejak saat itu filsafat yunani mulai mewarnai pemerintahan Iskandariah.
Abad 7 dan 8, umat muslim dan kristen berjumpah untuk pertama kalinya di kancah kebudayaan, namun disisi lain, Damaskus terjadi gocangan politik, perselisihan antara kaum Qodariyah Dan Tradisional yang berkaitan dengan kepemimpinan Islam pada masa Khlaifah Bani Umayah, sejak saat itu, para teolog membutuhkan filsafat secara umum dan logika secara khusus sebagai alat bantu untuk menjernikan konsep dan sebagai metode pembuktian.
Demikian perkembanga filsafat saat menjajaki tanah Suriah bagian utara mencangkup Harran, Atioch,Edessa,Qinessin dan Nisbilin mulai terpengaruh pemikiran filsafat yang dilakukan oleh para ilmuan dengan menerjemahkan karya filsafat ke bahasa Suryani.
Penerjemahan karya filsafat berbahasa suryani ataupun yunani kedalam bahasa Arab mulai dilakukan pada abad ke-8 M. Pada masa itu dinasti Umayyah pengeran Khalid Ibn Yazid menyelenggarakan karya-karya kedokteran,kimiah dan astrologi. Pada masa Abbasiyah, khlaifah Al-Manshur, mulai banyak para tokoh muslim yang menggeluti dunia Filsafat,seperti Abdullah ibn Al-Mufaqaffa sebagai seorang sastrawan, berhasil menerjemahkan karya filsafat pertama yang patut dihargai, mencakup categories,hermeneutica dan analitica apriora. Pada masa khlaifah Harun Al-Rasyid telah menetapkan kebijakan resmi dengan mendirikan bait Al-Hikmah ­di Baghdad pada tahun 830 M, yang bertujuan sebagai perpustakaan dan institut terjemah. Sejak saat beberapa tahun kemudian banyak para tokoh penerjemah atau Filosof,seperti Al-Kindi,Al-Farobi dan Ibn Sina yang mengkaji dunia filsafat dengan berusaha meneguhkan bangunan filsafat Islam sebagai upayah mengembangkan khazanah intelektual dikalangan umat Islam.
Pada abad ke-10,sejak banyaknya diantara para teolog muslim yang mengkaji study filsafat berpaling ke ajaran okasionalisme, menegaskan campur tangan Tuhan dalam setiap kejadian di alam raya. Menurut para teolog bahwa, sudah tersirat jelas didalam Al-Qur’an yang senada dengan konsep bahwa tuhan berkehendak atas segala kejadian di alam semesta. Setelah mengalami perkembangan pesat di timur selama abad ke-10 dan 11, filsafat dijadikan cadangan kaum Asy-Ari, hanbali dan kelompok-kelompok literalis lainya. Namun setelah itu filsafat bangkit kembali ditangan para filosof Neoplatonik dan Aristotelian,seperti Ibn Bajah dan Ibn Ruysd yang bertempat di andalusia. Dipersia, filsafat memasuki masa peralihan yang diawali dengan terbitnya fajar isyraq.

Pada abad ke-13 di Eropa sedang terjadi masa “Renaisans kecil” yang dipisuh oleh penerjemahan karya-karya Al-farobi,Al-Ghazali,Ibn Sina,Abu Ma’syar Ibn Rusyd kedalam bahasa latin. Akibatnya Aristotelianisme yang melandasi Skolastitisme Latin hidup lagi. Sedangkan di Spanyol era Muslim adalah jembatan emas yang menghantarkan filsafat,kedokteran,sains islam ke eropa barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar