Sejarah
Singkat Filsafat Islam
Masuknya
Filsafat Islam berawal dari penerjemahan karya-karya Filsafat yunani di iskandariah
dengan menggunakan bahasa Suryani. Iskandariah yang pada saat itu dipegang oleh
Iskandar Agung (641) memperluas wilayah kekuasaan bangsa Arab atas timur
tengah, sehingga pada saat itu beberapa kawasan timur tengah seperti suriah,
mesir dan iraq menjadi peradaban yunani, dan iskandariah sebagai pusat
bergelutnya pemikiran-pemikiran Yunani dengan berbagai tradisi keagamaan dan
mistis mesir,persia, yahudi dan kristen. Sejak saat itu filsafat yunani mulai
mewarnai pemerintahan Iskandariah.
Abad 7 dan
8, umat muslim dan kristen berjumpah untuk pertama kalinya di kancah
kebudayaan, namun disisi lain, Damaskus terjadi gocangan politik, perselisihan
antara kaum Qodariyah Dan Tradisional yang berkaitan dengan kepemimpinan Islam
pada masa Khlaifah Bani Umayah, sejak saat itu, para teolog membutuhkan
filsafat secara umum dan logika secara khusus sebagai alat bantu untuk
menjernikan konsep dan sebagai metode pembuktian.
Demikian
perkembanga filsafat saat menjajaki tanah Suriah bagian utara mencangkup
Harran, Atioch,Edessa,Qinessin dan Nisbilin mulai terpengaruh pemikiran
filsafat yang dilakukan oleh para ilmuan dengan menerjemahkan karya filsafat ke
bahasa Suryani.
Penerjemahan
karya filsafat berbahasa suryani ataupun yunani kedalam bahasa Arab mulai
dilakukan pada abad ke-8 M. Pada masa itu dinasti Umayyah pengeran Khalid Ibn
Yazid menyelenggarakan karya-karya kedokteran,kimiah dan astrologi. Pada masa
Abbasiyah, khlaifah Al-Manshur, mulai banyak para tokoh muslim yang menggeluti
dunia Filsafat,seperti Abdullah ibn Al-Mufaqaffa sebagai seorang sastrawan,
berhasil menerjemahkan karya filsafat pertama yang patut dihargai, mencakup categories,hermeneutica
dan analitica apriora. Pada masa khlaifah Harun Al-Rasyid telah menetapkan
kebijakan resmi dengan mendirikan bait Al-Hikmah di Baghdad pada tahun
830 M, yang bertujuan sebagai perpustakaan dan institut terjemah. Sejak saat
beberapa tahun kemudian banyak para tokoh penerjemah atau Filosof,seperti
Al-Kindi,Al-Farobi dan Ibn Sina yang mengkaji dunia filsafat dengan berusaha
meneguhkan bangunan filsafat Islam sebagai upayah mengembangkan khazanah
intelektual dikalangan umat Islam.
Pada abad
ke-10,sejak banyaknya diantara para teolog muslim yang mengkaji study filsafat
berpaling ke ajaran okasionalisme, menegaskan campur tangan Tuhan dalam setiap
kejadian di alam raya. Menurut para teolog bahwa, sudah tersirat jelas didalam
Al-Qur’an yang senada dengan konsep bahwa tuhan berkehendak atas segala
kejadian di alam semesta. Setelah mengalami perkembangan pesat di timur selama
abad ke-10 dan 11, filsafat dijadikan cadangan kaum Asy-Ari, hanbali dan
kelompok-kelompok literalis lainya. Namun setelah itu filsafat bangkit
kembali ditangan para filosof Neoplatonik dan Aristotelian,seperti Ibn Bajah
dan Ibn Ruysd yang bertempat di andalusia. Dipersia, filsafat memasuki masa
peralihan yang diawali dengan terbitnya fajar isyraq.
Pada abad
ke-13 di Eropa sedang terjadi masa “Renaisans kecil” yang dipisuh oleh
penerjemahan karya-karya Al-farobi,Al-Ghazali,Ibn Sina,Abu Ma’syar Ibn Rusyd
kedalam bahasa latin. Akibatnya Aristotelianisme yang melandasi Skolastitisme
Latin hidup lagi. Sedangkan di Spanyol era Muslim adalah jembatan emas yang
menghantarkan filsafat,kedokteran,sains islam ke eropa barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar