Selasa, 27 Desember 2016

Peran keluarga dalam perubahan karakter anak menjadi lebih baik

Peran keluarga dalam perubahan karakter anak menjadi lebih baik

Entah karena peran teknologi yang semakin maju, atau tingkat pendidikan orang tua zaman sekarang yang lebih tinggi, faktanya, orang tua zaman sekarang semakin menyadari pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Sejumlah upaya dilakukan orang tua untuk mendukung pendidikan anak-anaknya. Misalnya, dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, penerapan waktu khusus belajar bagi anak dan melakukan pendampingan saat anak belajar, bahkan tak sedikit pula orang tua yang mengalokasikan anggaran khusus untuk les tambahan yang diharapkan bisa meningkatkan prestasi anak di sekolah. Apapun upaya yang dilakukan, itikadnya satu, yaitu peduli pada pendidikan anak..


karena itu sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anaknya. Orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik utama, maka dari itu tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak diantaranya memberikan dorongan atau motivasi baik itu kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial, tanggung jawab atas kesejahteraan anak baik lahir maupun batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan bukan hanya ada di sekolah saja tetapi pendidikan itu bisa dengan membimbing dan mengarahkan anak kepada norma-norma agama dan adab sopan santun dalam  kehidupannya nanti di masyarakat. Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak usia dini, maka diharapkan setelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari dengan nilai-nilai agama. Sekarang ini banyak sekali para orang tua yang kurang memperhatikan dan mengarahkan anaknya, justru mereka sibuk dengan kepentingannya sendiri sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai orang tua yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak.



Pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak-anak bukanlah sebuah isapan  jempolbelaka. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak positif bagi anak-anak dan pada perkembangnya anak-anak tersebut banyak yang mencapai kesuksesan tatkala mereka menginjak usia dewasa dan terjun kedalam dunia sosial yang sebenarnya. Orangtua yang sibuk dengan pekerjaan sering melakukan upaya untuk menemukan cara untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, terutama di sekolah-sekolah mereka. Bukti menunjukkan bahwa memiliki orang tua terlibat di sekolah dasar (SD) akan menuai efek positif yang akan berlangsung seumur hidup anak. Jadi tidak hanya peran guru dan lingkungan yang penting tetapi peran orang tua juga memegang peranan yang sangat penting dalam prestasi belajar anak. Sebuah publikasi oleh Divisi Penelitian dan Pendidikan Sekolah Kamehameha membuat catatan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan dasar anak-anak memiliki dampak positif untuk melanjutkan nilai akademis anak melalui sekolah tinggi. Berdasarkan bukti-bukti yang mereka melihat, menjadi tertarik dan terlibat dalam pendidikan awal anak-anak memiliki efek positif selama karir akademik anak, meskipun orang tua tidak terlibat di tingkatan sekolah yang lebih tinggi misalnya di universitas. Konsisten dengan temuan ini, Sekolah Kamehameha juga menemukan bahwa di kelas lima SD, mereka yang orang tuanya tidak terlibat dalam pendidikan mereka memiliki nilai lebih rendah di jenjang sekolah yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dengan orang tua terlibat aktif di kelas lima. Peningkatan prestasi akademik di antara siswa yang orang tuanya terlibat dalam pendidikan dasar mereka tampaknya memiliki efek global, menurut Sekolah Kamehameha. Sebagai contoh, orangtua mungkin bekerja sebagai seorang sejarawan mendampingi anak belajar dirumah dan terlibat dalam program sejarah di sekolah dasar anaknya. Anak akan memiliki nilai yang lebih tinggi dalam semua mata pelajaran karena keterlibatan ayahnya, bukan hanya nilai sejarahnya. Juga nilai matematika, bahasa inggris dan sainsnya diharapkan menjadi lebih tinggi sebagai akibat dari keterlibatan ayahnya dalam pendidikannya. Baca juga cara meningkatkan motivasi belajar diri sendiri Profesor sosiologi Sophia Catsambis dari Queens College, dalam sebuah laporan tahun 1998, membahas bukti bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan pada tingkat sekolah tinggi memiliki efek positif pada perilaku siswa dan sikap terhadap sekolah, dan prestasi akademik. Dia juga menunjukkan bahwa kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak memberikan efek yang sangat signifikan, dan bukti yang dikumpulkan sejauh ini cukup menjanjikan. Keterlibatan orang tua di sekolah tinggi termasuk penataan waktu kapan saat mengerjakan PR sekolah, kapan membantu orang tua mengerjakan tugas sehari-hari dirumah dan keterlibatan siswa dalam kegiatan sekolah memberikan dampak yang jauh lebih positif. Para peneliti di Vanderbilt University melihat keterlibatan orang tua dalam pendidikan anakanak membuat mereka lebih bangga dan meningkatkan perasaan positif pada diri siswa. Mereka mampu melakukan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi juga merasakan kebanggaan dan prestasi pribadi ketika mereka menyelesaikan tugas. Disini peran orang tua tidak hanya membantu secara teknikal menyelesaikan soal dari sekolah tetapi juga membangun psikologi anak. Dengan dampak positif yang dihasilkan oleh pendidikan yang melibatkan orang tua, maka Pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak-anak tidak bisa kita abaikan lagi bahkan mungkin orang tua perlu pendidikan tambahan untuk keperluan ini. Ayah, bunda.. mari sempatkan waktu membantu anak kita belajar demi masa depan mereka, karena pendidikan dan agama adalah warisan paling berharga untuk mereka.

Peranan orang tua dalam pendidikan tidak bisa dilepaskan dari tugas manusia secara umum. Dari sejarah dapat dilihat bahwa tugas pokok manusia tersimpan dalam kutipan berikut, "Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Bila dipilah, tugas pertama manusia adalah beranak cucu dan bertambah banyak. Manusia diberi mandat untuk mempunyai keturunan yang berkualitas- rohani, intelek, emosi, kehendak dan phisik yang sehat. Dengan kata lain, manusia diperintahkan untuk menghasilkan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang mirip dengan Penciptanya. Hati, pikiran, emosi, kehendak dan tindakannya seirama dengan hati, pikiran, emosi, kehendak dan tindakan PenciptaNya. Ada kemiripan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pikiran dan tindakan manusia merupakan derivatif dari pikiran dan tindakan Tuhan. Tugas manusia yang kedua adalah memenuhi dan menaklukkan bumi dan menguasai yang ada di dalamnya. Ada hubungan yang tidak terpisahkan antara tugas yang pertama dan yang kedua. Dengan bertambahnya keturunan manusia yang "seutuhnya", diharapkan daerah-daerah yang kosong dapat dihuni, dikuasai, dan dipelihara. Ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi ada dalam kuasa mereka. Mereka harus merawat lingkungan di mana mereka hidup, memelihara tanah agar tetap baik dan subur, menjaga binatang agar tetap lestari. Dengan kata lain, manusia diberi kuasa untuk memelihara dan mengembangkan bumi dan segala isinya. Dalam kedua tugas itu sudah tersimpan esensi pendidikan. Peran orang tua sangat besar dalam mendidik anaknya. Seorang ibu yang melahirkan anak menjaga dan memeliharanya dengan baik. Ibu menyusui anaknya; orang tua memperkenalkan alam kepada anaknya: bunga di halaman rumah, burung dalam sangkar dan yang lain-lain. Mereka terus mendidik anaknya dengan sabar agar dapat mengucapkan kata, berbicara, makan dan berjalan sendiri. Mereka mengenalkan alam kepada anaknya dan memberikan contoh bagaimana melakukan tugas sehari-hari di rumah: mencuci piring, memasak, membersihkan rumah dan sebagainya. Bahkan sampai menginjak dewasa, orang tua masih terus mendidik anaknya agar menjadi anak yang mandiri dan matang, dan dapat menjalani hidupnya sendiri. Selain itu, orang tua memberikan nilai-nilai etis: apa yang baik dan yang tidak baik bagi masyarakat. Apa yang diberikan orang tua kepada putra-putrinya merupakan esensi dari pendidikan secara umum. Orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Orang tua mendidik anaknya tentang prinsip hidup; bagaimana anak seharusnya hidup; bagaimana anak berinteraksi kepada Penciptanya, sesama manusia dan alam. Meminjam istilah para filosof, orang tua mengajarkan kebenaran kepada putra-putrinya. Apakah peran orang tua masih dominan dalam pendidikan anak-anaknya sekarang? Tugas itu, bila tidak semuanya, hampir semua sudah diambil alih oleh pemerintah. Hak mendidik anak yang seharusnya merupakan tanggung jawab orang tua, sekarang ada di tangan pemerintah. Pemerintah menentukan kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan. Pemerintah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa dan menentukan siapa yang mendidik mereka. Peran pemerintah yang begitu besar mengundang beberapa pertanyaan. Apakah ada garansi bahwa guru mendidik murid seperti orang tua mendidik anaknya? Apakah ada garansi bahwa materi pendidikan sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tua? Sejauh mana seharusnya pemerintah menentukan kebijakan pendidikan? Namun, masyarakat tidak begitu perduli dengan hal ini. Kalaupun ada yang peduli, isu-isu yang mereka ajukan tidak diabaikan. Dituntut sebuah kesadaran, peran orang tua dan masyarakat untuk memperjuangkan pendidikan yang baik. Masih diperlukan banyak pemikiran bagaimana pendidikan yang menghasilkan anak didik yang taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan yang berkarakter.

Bupati Kutai Barat FX Yapan mengatakan, keberhasilan siswa di luar sekolah berguna bagi masa depan mereka. Karena itu, peran orang tua dalam mengasuh anak sehari-hari sangat diperlukan. “Merupakan tugas dan tanggungjawab bersama membina, mendampingi, mengarahkan, memperhatikan dan memperduli-kan tumbuh kembang anak,” kata Yapan, dalam sambutan tertulisnya dibacakan oleh Asisten III Setkab Kubar Gabriel Oktavianus, dalam kegiatan pelepasan 122 Siswa kelas IX, dan pentas seni Sekolah Menengah Pertama Katolik 02 WR Soepratman, Kecamatan Barong Tongkok, di BPU Tanaa Purai Ngeriman, Sendawar, baru-baru ini. Yapan menerangkan, selain guru disekolah, orang tua adalah peran utama dalam mengasuh anak di rumah. Sebab itu, untuk mencerdaskan generasi bangsa, bukan hanya tanggung jawab pemerintah. “Juga bukan hanya pihak sekolah atau guru saja, tetapi tanggungjawab kita bersama. Pola asuh dan kepribadian dalam keluarga serta lingkungan juga berpengaruh terhadap anak dalam meniti pendidikan di sekolah,” ujar Gabriel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar